Seblak, Kudapan Pedas yang Kian Digemari Kaum Muda: Dari Hobi Jadi Ladang Cuan

bidikkasusonline
0

  


KEDIRI, bidikkasusonline - Tak bisa disangkal, seblak telah menjelma menjadi salah satu makanan favorit masyarakat luas. Sajian berkuah pedas ini layak disandingkan dengan kuliner legendaris seperti bakso, mi ayam, ataupun nasi goreng. Peminatnya mayoritas berasal dari kalangan muda, yang menyukai sensasi pedas dan gurih dalam satu mangkuk.

Kepopuleran seblak pun terlihat dari banyaknya kedai atau warung yang menjajakan menu ini. Tidak sulit untuk menemukannya—cukup ketik "warung seblak" di aplikasi pencarian, maka deretan tempat makan akan bermunculan, termasuk di Kota Kediri yang kini dipenuhi belasan kedai seblak.

Tak sedikit pemilik warung yang mulai merambah dunia digital demi memperluas jangkauan konsumennya. Salah satunya adalah Zenin Des Rahmadani, pemilik kedai seblak di wilayah Kelurahan Bandarlor, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

"Sebelum ikut aplikasi ojek online, paling cuma lima sampai sepuluh porsi yang laku. Sebulan hanya dapat sekitar Rp 2,5 juta. Setelah gabung aplikasi online, penjualan melonjak drastis, bisa sampai 100 porsi, bahkan sekarang bisa tembus 250 porsi sehari kalau ramai," ujar Zenin, yang sudah membuka usahanya sejak 2019.

Zenin mengaku awalnya hanya penikmat berat seblak. Bahkan ia menyebut dirinya pernah tergolong 'maniak' karena hampir setiap hari menyantap seblak. Kecintaannya begitu besar hingga rela bepergian ke luar kota hanya demi menikmati satu porsi seblak favoritnya.

"Dulu saya pernah sampai nyari ke Plosoklaten. Kalau makan bareng pasangan saya di salah satu kedai seblak di kota, bisa habis Rp 75 ribu untuk berdua," kisahnya sambil tertawa.

Berawal dari kegemaran itulah Zenin memutuskan untuk membuka usaha. Ia memulainya dengan menerima pesanan lewat Facebook dan WhatsApp. Penjualannya pun terus berkembang dari belasan hingga ratusan porsi per hari.

Menurutnya, seblak masih memiliki tempat di hati pecinta kuliner, terutama penggemar makanan pedas. "Sekarang makin banyak yang suka. Buat saya, seblak udah kayak makanan umum, sama kayak nasi goreng atau bakso," katanya.

Namun begitu, Zenin juga menyadari bahwa seblak bukan makanan ideal untuk dikonsumsi setiap hari. Sebagai mantan atlet, ia paham bahwa seblak kaya akan karbohidrat dan kurang seimbang jika tidak diimbangi dengan gaya hidup sehat.

"Orang yang doyan pedas harus pintar-pintar jaga pola makan. Kalau hobi makan makanan tinggi karbo atau kurang sehat, harus dikompensasi dengan olahraga. Sekarang juga kan tren hidup sehat lagi naik," ujarnya memberi saran.

Zenin berharap, meskipun tren bisa berubah, seblak tetap menjadi salah satu makanan khas yang terus dicintai dan dilestarikan masyarakat.(Red.R)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)