KABUPATEN KEDIRI, bidikkasusonline – Setelah hampir setahun stagnan, proses pembebasan lahan untuk proyek Tol Kediri–Tulungagung di wilayah Kecamatan Semen dan Mojo akhirnya menemui titik terang. Pemerintah Kabupaten Kediri memastikan bahwa tahapan pembebasan tanah akan kembali bergerak mulai bulan Juni mendatang.
Kepastian ini disampaikan oleh Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Kediri, Sukadi. Ia menjelaskan bahwa pengerjaan pembebasan tanah sempat difokuskan terlebih dahulu untuk segmen I, yakni jalur penghubung dari Tiron dan Banyakan menuju Bandara Dhoho serta koridor Jl. Mayjen Sungkono ke arah bandara.
“Pihak PT Surya Sapta Agung Tol (SSAT) menekankan agar pengadaan tanah tidak berhenti. Harapannya, pembangunan fisik dari Tiron hingga Bandara Dhoho dan Semampir bisa segera dimulai. Karena itu, jadwal pembebasan lahan untuk wilayah Semen ke selatan sempat mundur,” terang Sukadi.
Saat ini, proses pembebasan di area Manyaran dan Tiron tengah dikebut. Wilayah ini termasuk dalam penetapan lokasi (penlok) II. Dikatakan Sukadi, sedikitnya lima bidang lahan akan dieksekusi dalam waktu dekat.
“Sudah dilakukan pembayaran tahap pertama untuk beberapa bidang. Dan dua minggu ke depan akan dilanjutkan pembayaran tahap kedua,” ujarnya.
Sukadi juga mengungkapkan bahwa target penyelesaian fisik untuk segmen tol bandara, termasuk Tol Ki Agung Segmen I, adalah pada November tahun ini. Sedangkan konstruksi jembatan di depan SPBU Semampir ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan. Strategi ini diambil agar penyelesaian lahan di segmen yang lebih panjang tidak terganggu.
“Jadi, meski fisik belum sepenuhnya selesai, proses pembebasan lahan untuk Semen dan Mojo tetap akan dimulai lebih awal,” tambahnya.
Jika pembebasan lahan untuk penlok I dan II bisa selesai bulan Mei ini, maka tahapan untuk Semen dan Mojo akan segera menyusul. Pemkab sendiri telah melakukan pendekatan dan mediasi dengan warga setempat untuk memastikan kelancaran proses berikutnya.
Sebagai informasi, terdapat total 1.548 bidang tanah yang terdampak proyek tol di dua kecamatan tersebut. Rinciannya, 1.082 bidang berada di Mojo yang mencakup 15 desa, sementara 466 bidang lainnya tersebar di lima desa di Kecamatan Semen.
“Untuk Desa Semen, progresnya sudah mencapai 70 persen. Di Desa Bobang, sekitar 40 persen lahan telah dibayar. Bahkan hampir seluruh warga sudah menyatakan setuju,” jelas Sukadi.
Di sisi lain, untuk Desa Puhrubuh, seluruh warga telah menyetujui nilai ganti rugi, namun pembayaran belum dilakukan. Tim penilai sudah turun dan memberikan hasil penilaian ke masyarakat.
Sementara itu, Desa Sidomulyo hingga wilayah Mojo masih menunggu proses pemetaan bidang tanah. Rencananya, pada bulan Juni akan dimulai proses appraisal atau penilaian harga tanah oleh tim yang ditugaskan.
“Setelah pembayaran di wilayah Semen berjalan, kami akan lanjutkan identifikasi untuk wilayah Sidomulyo ke arah selatan. Total ruas dari Semen ke Mojo mencapai sekitar 25 kilometer,” tandas Sukadi.
Dengan dimulainya kembali proses ini, warga terdampak diharapkan dapat memperoleh kepastian hak atas tanah mereka serta mendukung percepatan pembangunan infrastruktur strategis di wilayah Kediri dan sekitarnya.(Red.R)
