Kehamilan di Usia Remaja: Gadis 14 Tahun di Kediri Dapat Pendampingan Khusus dari Pemerintah

bidikkasusonline
0

  



KEDIRI, bidikkasusonline – Masa depan SF, remaja putri berusia 14 tahun asal Kediri, kini sedang diuji. Saat ini, kehamilannya telah memasuki usia tujuh bulan. Dalam usia yang semestinya diisi dengan kegiatan belajar dan bermain, SF justru bersiap menjalani peran sebagai seorang ibu.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri, dr. Muhammad Fajri Mubasysyir, kehamilan di usia belia seperti ini sangat berisiko, baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya. Salah satu risiko tertinggi adalah keselamatan saat melahirkan.

“Usia remaja sangat rentan saat menjalani proses persalinan. Organ reproduksinya belum berkembang sempurna untuk mendukung proses kehamilan dan persalinan secara aman,” jelas Fajri.

Ia mengungkapkan, SF berpotensi mengalami komplikasi seperti persalinan berkepanjangan, pendarahan hebat, kelahiran prematur, bahkan risiko kematian ibu dan bayi. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu berusia sangat muda juga berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, hingga masalah kesehatan kronis seperti gangguan pencernaan dan pernapasan.

"Kalau tidak mendapatkan penanganan yang baik, anak yang dilahirkan bisa terkena stunting. Ini bukan hanya soal kehamilan, tapi juga menyangkut kualitas generasi mendatang," tegasnya.

Karena itu, Dinkes Kediri bersama instansi terkait kini fokus memberikan pendampingan menyeluruh bagi SF. Pendampingan ini tidak hanya melibatkan aspek medis, tetapi juga mencakup aspek psikologis dan sosial.

"Kami sudah menugaskan kader kesehatan di tiap kelurahan untuk melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi SF. Fokus utama kami adalah pada asupan gizi ibu hamil agar proses persalinan bisa berjalan aman," tambah Fajri.

Sementara itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) juga turun tangan dalam memberikan pendampingan psikologis. Zaki Zamani dari DP3AP2KB mengungkapkan, kondisi mental SF saat ini cukup mengkhawatirkan.

“Dari hasil asesmen, kami melihat SF sudah mengalami tekanan psikologis yang cukup berat. Dia tidak lagi menunjukkan karakter seperti anak seusianya. Ini menjadi sinyal bahwa dia harus mendapat dukungan secara berkelanjutan,” tutur Zaki.

Zaki menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam. Selain fokus pada kesehatan dan mental SF, pihaknya juga memastikan bahwa hak pendidikan SF tidak terabaikan.

“Kami sedang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan agar setelah melahirkan, SF tetap bisa melanjutkan sekolah lewat program kejar paket,” ucapnya.

Pemerintah Kota Kediri menekankan bahwa kasus seperti yang dialami SF harus menjadi tanggung jawab bersama. Langkah-langkah preventif, edukasi seksual di usia dini, serta penguatan sistem perlindungan anak menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan demi mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.(Red.R)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)